Biasanya Bandung identik dengan kafe estetik, kali ini sedikit berbeda karena ada satu tradisi budaya yang unik banget yaitu Nyawang Bulan. Acara ini bukan sekadar festival, tapi momen penuh makna di mana masyarakat Sunda merayakan bulan purnama dengan senni, kuliner, dan kebersamaan di tengah alam Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung
Pesona Nyawang Bulan
Tradisi ini digelar tiap malam bulan purnama, khususnya tanggal 14 Hijriah, di area terbuka Kasepuhan Bunisari, Desa Girimekar, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung. Maksudnya “nyawang” berarti menatap dan mengamati, dan “bulan” ya, sang rembulan yang bersinar terang di langit malam. Nama itu sendiri sudah menggambarkan esensi acara ini yaitu menatap bulan sambil mensyukuri alam dan kehidupan. Setiap malam bulan purnama suasana disini berubah jadi hidup. Lentera lentera bambu menerangi jalan, musik tradisional mengalun lembut, dan aroma jajanan khas Sunda memenuhi udara.
Selain jadi ajang hiburan, Nyawang Bulan punya nilai spiritual yang dalam mengingatkan manusia untuk hidup selarans dengan alam, menjaga keseimbangan, dan bersyukur atas ciptaan Tuhan. Maakanya, seluruh kegiatan di sini dilakukan tanpa plastik, tanpa kebisingan modern, dan penuh kesadaran akan kelestarian.
Aktivitas Menarik di Nyawang Bulan
Pasar tradisional unik ini disini makanannya harus buatan sendiri, bukan beli mentah dari pasar, bikin rasanya autentik. Semua transaksi di sini pakai koin kayu yang bisa kalian tukar di pintu masuk. Setiap jajanan tradisional seperti surabi, bandrek, hingga peuyeum dijual dengan koin kayu, bukan uang tunai.
Ada tari jaipong, kecapi suling, pencak silat, hinngga pantun pitutur dari sesepuh adat. Semua tampil bergantian di bawah cahaya rembulan,
Nggak ada kemasan plastik di sini, makanan disajikan di daun pisang atau wadah bambu. Selain itu, Nggak ada tiket karena lokasi indah di kaki gunung, cocok untuk keluarga atau date night.
Nyawang Bulan mengajarkan bahwa kehidupan itu seimbang. Saat bulan penuh bersinar, manusia diingatkan untuk bersyukur dan berbuat baik.
Suasananya hangat tapi menenangkan, tradisional tapi terasa hidup. Setiap senyum warga dan alunan musiknya membuat kalian serasa kembali ke masa di mana budaya jadi pusat kehidupan.
Tips Buat yang Mau ke Nyawang Bulan
Acara ini cuma diadakan sekali tiap bulan, jadi pastikan tanggalnya sesuai kalender purnama. Kalian bisa cek IG @nyawang.Bulan buat jadwal terbaru pas purnama berikutnya.
2. Bawa jaket dan senter kecil
Suasananya alami banget, jadi beberapa area agak redup saat malam.
3. Siapkan uang tunai kecil untuk tukar koin kayu
Koin ini dipakai buat belanja di pasar malam budaya.
4. Jangan bawa plastik sekali pakai
5. Acaranya zero-plastic, jadi gunakan wadah tradisional atau bawa botol minum sendiri. Semua kemasan daun pisang atau rotan, pasar ini bikin suasana kayak zaman dulu, hangat dan penuh kearifan lokal Sunda.
6. Datang sore biar bisa nikmati semuanya dari awal
Dari matahari tenggelam sampai bulan penuh naik ke langit, semua momennya indah.
Nyawang Bulan bukan cuma atraksi budaya, tapi juga perayaan kehidupan yang sederhana namun bermakna. Di bawah cahaya rembulan, 7summits Travelers bisa belajar banyak hal tentang harmoni, syukur, dan keindahan budaya Sunda yang masih terjaga. Jadi, kalau lagi di Bandung pas malam purnama, sempatkan mampir ke Desa Girimekar. Karena di sana, bulan nggak cuma bersinar di langit, tapi juga di hati setiap pengunjungnya.