kuliah umum di IKIP Siliwangi yang mengupas tuntas tentang peran dan dampak kecerdasan buatan (AI) dalam ekosistem pendidikan global. Beliau membawa pengalaman personalnya sebagai ibu yang memiliki anak bersekolah dalam lingkungan multikultural, di mana anaknya dituntut berbahasa Mandarin di sekolah, sementara di rumah ia terpapar bahasa Indonesia dan Polandia. Pengalaman ini kemudian menjadi basis bagi tulisannya yang dievaluasi oleh AI, menyoroti bagaimana AI dapat berperan sebagai pemberi umpan balik yang objektif dan instan terhadap karya tulis.
Menurut pandangan Prof. Stella, AI adalah alat yang sangat berguna untuk mengukur jangkauan hasil pembelajaran siswa, memberikan penilaian kuantitatif yang akurat mengenai pemahaman mereka terhadap materi. AI dapat membantu guru menentukan apakah karya dan karangan siswa sudah mencapai standar yang ditetapkan, meskipun diakui bahwa hasil penilaian AI mungkin tidak selalu sempurna. Fungsi utama AI, dalam konteks ini, adalah sebagai instrumen pengukuran yang kuat untuk mengetahui secara pasti sejauh mana keberhasilan proses belajar telah tercapai. Pengukuran keberhasilan pendidikan, khususnya yang berkaitan dengan manfaat AI, harus dilakukan secara ketat melalui metrik kuantitatif yang dirancang untuk menguji capaian belajar siswa. Penggunaan tes dalam konteks ini sangat esensial karena tujuannya adalah memampukan guru untuk menggeneralisasi, menilai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep yang telah mereka pelajari ke dalam situasi dan konteks baru yang belum pernah ditemui sebelumnya.
Dalam menyampaikan materi, Prof. Stella menyoroti tantangan metode pengajaran konvensional. Beliau mengkritik cara mengajar yang terlalu mengandalkan fitur-fiturnya tanpa memikirkan bagaimana cara tersebut diterima siswa, sering kali membuat siswa menjadi pasif hanya dengan membaca. Sementara itu, media visual seperti film dianggap lebih efektif dalam menarik perhatian dan memicu rasa ingin tahu. Beliau juga mencatat bahwa seringnya siswa kehilangan fokus saat proses belajar membuat guru terpaksa menggunakan teguran, sebuah indikasi bahwa pilihanmetode ajar telah habis, menyoroti pentingnya seni mengajar yang efektif.
Pada akhirnya, Prof. Stella menyimpulkan bahwa setiap keputusan terkait pemilihan metodeatau materi pengajaran harus didasarkan pada landasan bukti empiris yang kuat. Keberhasilan suatu pendekatan pembelajaran tidak ditentukan oleh seberapa menarik materinya, melainkan oleh dampaknya yang sesungguhnya yaitu, apakah siswa benar-benar belajar atau tidak. Beliau memperkuat seluruh argumentasinya dengan data dan temuan yang berbasis penelitian empiris, memberikan bobot ilmiah yang signifikan pada setiap pernyataan yang disampaikan