Hiburan
Melestarikan Goyang Karawang sebagai Identitas Seni Tradisi Masyarakat Karawang
Melestarikan Goyang Karawang sebagai Identitas Seni Tradisi Masyarakat Karawang

Goyang Karawang bukan sekadar tarian tradisional, tetapi identitas budaya yang lahir dan tumbuh bersama masyarakat Karawang. Berawal dari seni ronggeng yang penuh kelincahan serta gerak pinggul yang dinamis, tarian ini dahulu digunakan masyarakat sebagai strategi perjuangan untuk mengelabui penjajah. Seiring perjalanan sejarah, Goyang Karawang berkembang menjadi ikon daerah dan simbol karakter perempuan Karawang yang tangguh, sederhana, sekaligus memikat. Meski sempat dipandang negatif, stigma itu perlahan memudar berkat upaya pelestarian budaya, festival seni, dan keterlibatan generasi muda. Kini Goyang Karawang berdiri sebagai kebanggaan daerah, bahkan berhasil menorehkan rekor MURI dengan puluhan ribu penari. Lebih dari sekadar hiburan, Goyang Karawang menggerakkan seni, pendidikan, ekonomi kreatif, dan identitas lokal. Tarian ini mengingatkan bahwa Karawang bukan hanya kota industri, tetapi kota budaya yang hidup dan berkarakter.

Karawang selama ini dikenal luas sebagai lumbung padi dan kawasan industri besar di Jawa Barat. Namun, di balik perkembangan ekonomi dan industrialisasinya, Karawang juga menyimpan kekayaan budaya yang menjadi identitas masyarakatnya, salah satunya adalah seni Goyang Karawang. Tidak sedikit masyarakat luar daerah yang mendengar istilah ini, namun belum memahami makna, sejarah, maupun filosofi yang terkandung di dalamnya. Padahal, Goyang Karawang bukan sekadar hiburan atau tarian biasa; ia adalah jejak perjalanan budaya, perjuangan, dan kebanggaan masyarakat Karawang.

Pada dasarnya, Goyang Karawang lahir dari tradisi tari ronggeng yang telah berkembang sejak masa lampau. Gerakan pinggul menjadi ciri khas utamanya, sehingga tarian ini terkesan lincah, dinamis, dan memikat. Dalam pertunjukan seni topeng banjet, ronggeng tampil dengan kebaya, sinjang, dan selendang yang diiringi oleh gong, ketuk, dan rebab. Bagi masyarakat Karawang, ronggeng bukan hanya seorang penari, tapi ikon budaya yang membawa semangat dan ekspresi seni. Masyarakat dahulu bahkan memanfaatkan seni ronggeng dalam perjuangan melawan penjajah. Saat penjajah terlena oleh tarian, para pejuang memanfaatkan momen itu untuk menyerang. Dari sinilah lahir penilaian bahwa Goyang Karawang memiliki kisah perjuangan, bukan sekadar gerakan bernuansa erotis seperti yang pernah disalahpahami sebagian orang.

Memasuki tahun 1970–1980-an, nama Goyang Karawang semakin dikenal luas. Salah satu tokoh yang berperan besar adalah Itoh Masyitoh, penari ronggeng sekaligus penari topeng banjet yang terkenal dengan keahliannya. Goyangan pinggul khas Itoh membuat masyarakat bersorak kagum dan kemudian mempopulerkan istilah Goyang Karawang. Bahkan, hingga akhirnya ia menjuarai kompetisi seni tari tradisional di Bandung dan menjadi ikon seni Karawang.

Seiring berjalannya waktu, Goyang Karawang tidak hanya dipahami sebagai hiburan yang menarik, tetapi juga sebagai simbol karakter perempuan Karawang yang lincah, kuat, dan sederhana. Gerakannya dikenal sebagai gerakan 3G: geol, gitek, dan goyang — masing-masing menggambarkan permainan pinggul yang dinamis dan harmonis. Jika ditelaah lebih jauh, pola gerakan ini sesungguhnya berasal dari aktivitas masyarakat agraris pada masa lalu, terutama saat mengolah padi secara tradisional. Ketika menumbuk, mengayak, dan memisahkan gabah, tubuh secara alami melakukan gerakan yang kemudian menjadi bagian dari pola tari.

Sayangnya, perkembangan zaman dan gempuran budaya luar sempat menjadikan Goyang Karawang dipandang negatif. Sebagian orang hanya fokus pada gerakan pinggulnya tanpa melihat sejarah, filosofi, maupun konteks budaya di baliknya. Namun, stigma tersebut perlahan memudar seiring meningkatnya pemahaman masyarakat dan kampanye budaya yang dilakukan berbagai pihak. Goyang Karawang kini tampil sebagai kebanggaan daerah, bukan lagi stereotip. Perubahan stigma itu dapat dilihat dari banyaknya masyarakat yang terlibat dalam pelestariannya. Goyang Karawang kini rutin ditampilkan dalam festival budaya, penyambutan tamu daerah, pertunjukan sekolah, hingga acara kultural nasional dan internasional. Bahkan pada tahun 2019, Festival Goyang Karawang berhasil memecahkan rekor MURI dengan melibatkan lebih dari 17 ribu penari. Momen ini menjadi penegasan bahwa Goyang Karawang bukan sekadar tradisi masa lalu, tetapi identitas kolektif yang tetap hidup dalam masyarakat modern.

Pelestarian kesenian ini tidak hanya berdampak pada bidang budaya, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat. Banyak sanggar tari baru berdiri, generasi muda semakin mengenal budaya sendiri, dan sektor ekonomi kreatif pun berkembang pesat. Pertunjukan seni mendorong peluang usaha seperti penyewaan kostum, alat musik, tata rias, kuliner, hingga pembuatan souvenir tema Goyang Karawang. Seni bukan hanya identitas budaya, tetapi juga aset ekonomi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Namun, pelestarian budaya tidak bisa mengandalkan antusiasme sesaat. Dibutuhkan kesinambungan melalui pendidikan, sanggar, media digital, festival budaya, dan kolaborasi pemerintah dengan masyarakat. Dalam era globalisasi, mempertahankan budaya bukan berarti menolak hal-hal baru, melainkan mampu menyaring pengaruh luar tanpa kehilangan jati diri.

Goyang Karawang adalah contoh nyata bahwa budaya lokal dapat berkembang tanpa kehilangan maknanya. Ia bertransformasi dari tarian perjuangan menjadi tarian identitas. Dari sesuatu yang pernah dipandang negatif menjadi simbol kebanggaan daerah. Dari sekadar hiburan menjadi peluang untuk pendidikan, ekonomi, dan diplomasi budaya. Lebih dari sekadar gerakan tubuh, Goyang Karawang adalah pesan bahwa masyarakat Karawang adalah masyarakat yang dinamis, kreatif, bergerak, dan tidak kehilangan akar tradisinya. Karena itu, melestarikan Goyang Karawang bukan hanya tentang menjaga sebuah tarian, tetapi tentang menjaga identitas diri dan sejarah yang membentuk Karawang hingga hari ini.





Puteri Pradnya Ayutami

Puteri Pradnya Ayutami adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Dec 2023



0 Komentar





Hiburan Lainnya