Cerita
Benang Kusut yang Terurai Kembali

“Malam-malamku sebelum kau datang hanyalah berisi kumpulan tugas-tugas yang rela ku bagi dengan jam tidurku, dan kemudian kau datang. Kau menjadi seorang yang sangat aku kagumi. Perlakuanmu yang membuatku nyaman, menjadikanku ingin selalu ada disampingmu.”

Malam-malamku sebelum kau datang hanyalah berisi kumpulan tugas-tugas yang rela ku bagi dengan jam tidurku, dan kemudian kau datang. Kau menjadi seorang yang sangat aku kagumi. Perlakuanmu yang membuatku nyaman, menjadikanku ingin selalu ada disampingmu.”

            Saat aku akan pulang dari kampus hujan turun deras, aku memutuskan untuk menunggu di halte dekat kampus sambil menunggu hujan reda. Lamanya hujan membuat badanku menggigil, sekitar tiga puluh menit aku diam di halte tapi hujan tidak reda. Tanpa aku sadari ada seorang lelaki yang duduk di sebelahku, sepertinya ia pun seorang mahasiswa.

“Ini pakai jaketku biar kamu nggak terlalu kedinginan.” Ucapnya tiba-tiba.

“oh iya, makasih. Maaf merepotkan.” Ucapku. Aku pun bingung harus menjawab apa, dan menolak pun tidak enak. Hening terjadi, tidak ada lagi percakapan setelah itu.

            Setelah lamanya menunggu, hujan pun reda dan aku memutuskan untuk segera pulang. Setelah sampai di rumah aku baru teringat dengan jaket yang aku pakai. Aku bingung bagaimana cara mengembalikannya, aku pun tidak tahu nama lelaki itu siapa. Aku memutuskan untuk membersihkan badan terlebih dahulu, dan memikirkan bagaimana cara mengembalikannya nanti saja.

            Keesokan harinya, seperti biasa aku pergi ke kampus untuk menimba ilmu dan yang paling aku inginkan adalah bertemu dengan sahabat-sahatku, yaitu Tania, Reva, dan azaline. Mereka adalah sahabatku sejak menjadi mahasiswa baru. Kami selalu bersama-sama, mengerjakan tugas bersama, dan yang paling kami senangi adalah jajan di kantin kampus yaitu beli bakso, karena bakso adalah makanan kesukaan kami. Saat aku bersama ketiga sahabatku sedang berjalan ke kantin, aku seperti melihat seorang lelaki yang kemarin dan semakin aku dekat ke arahnya ternyata benar lelaki itu adalah orang yang kemarin meminjamkan jaketnya. Aku pun teringat jaketnya tidak aku bawa, lagi pula aku nggak tau kalo dia satu kampus denganku. Dia pun menatapku, aku jadi bingung harus bagaimana karena jaketnya tidak aku bawa.

            “Aileen, kamu kenapa? Ayo ke kantin nanti keburu habis bakso nya.” Ucap Tania.

Aku tersadar, “Ah iya, kalian duluan aja ke kantinnya gih, aku ada perlu dulu.” Kataku pada mereka.

Lalu mereka pun pergi ke kantin, setelah itu aku menghampiri lelaki itu untuk meminta maaf karena kemarin aku pergi begitu saja dan tidak mengembalikan jaketnya.

“Maaf,” kata ku, lidahku kelu untuk berbicara padanya.

“Untuk?” tanya lelaki itu.

“Maaf, kemarin aku pergi begitu saja dan lupa mengembalikan jaket.” Ucapku mencoba menjelaskan.

“Oh, santai aja gapapa.” Ucapnya.

“Iya, nanti aku kembalikan, aku kira bukan mahasiswa dari kampus ini.” Ucapku Kembali.

“Aku Keenan, mahasiswa semester delapan.” Ucapnya.

Aku terkejut, tenyata dia kakak tingkat dan pantas saja aku baru melihatnya, karena mahasiswa semester delapan sudah jarang ke kampus dan aku dengar tinggal menunggu wisuda saja.

“Oh iya kak Keenan, aku Aileen. Pantas saja aku baru melihat kakak, karena aku dengar mahasiswa semester delapan tinggal menunggu wisuda saja ya?” kataku.

“Iya, tinggal menunggu wisuda aja” katanya.

Aku bingung harus bicara apalagi, setelah diam sebentar aku memustuskan untuk pamit duluan.

“Oh iya kak, yaudah kalo gitu Aileen duluan ya kak. Besok Aileen kembalikan jaketnya, sekali lagi maaf ya kak dan makasi.” Ucapku.

“iya, santai aja.” Ucapnya.

Setelah itu aku pergi dari hadapannya, dan menyusul ketiga sahabatku yang berada di kantin.

“Ehh Aileen, tadi kamu ada keperluan apa?” tanya Reva.

“Eumm itu tadi aku mau ngucapin makasih sama orang yang udah pinjemin jaketnya pas kemarin hujan.” Jawabku.

“Owalah, emangnya siapa? Cewe atau cowo? Kalo cowo ganteng nggak? Namanya siapa?” tanya Azaline.

“Ish kamu ini, kalo nanya itu satu-satu. Orang jadi pusing jawabnya kalo nanya nya banyak-banyak gitu.” Ucap Tania yang kesal pada Azaline.

“Cowo, kakak tingkat semester delapan, Namanya Keenan.” Ucapku santai.

“Wah wah wah, tuh kan cowo. Kakak tingkat pula, pasti ganteng kan?” ucap Azaline heboh.

“Eumm biasa aja sih. Udah ah nanya nya nanti lagi, aku udah laper, nanti keburu masuk kelas lagi.” Kata ku.

Setelah itu kami menikmati bakso sambil membicarakan hal-hal random yang tidak pernah ada habisnya untuk dibicarakan.

Keesokan hari nya, ketika aku berada di perpustakaan bersama ketiga sahabatku untuk meminjam buku, aku melihat kak Keenan juga berada di perpustakaan sedang membaca buku. Aku pun menghampiririnya untuk mengembalikan jaketnya agar nanti tidak menacari-cari dia lagi pikirku.

“Aku ke sana dulu sebentar ya, mau balikin jaketnya kak Keenan.” Ucapku pada mereka.

“Aileen jangan lupa mintain nomor WhatsApp-nya ya, hahhaha.” Ucap Azaline.

Aku pergi begitu saja tanpa menghiraukan ucapan Azaline dan langsung menghampiri kak Keenan.

“Hallo kak, ini aku mau balikin jaket. Udah aku cuci kok, makasih ya kak.”

“Oh iya makasih Aileen.” Ucapnya.

“Yaudah kalo gitu aku pergi dulu ya kak.” Ucapku dan langsung pergi meninggalkannya, karena tidak ingin berlama-lama, lagi pula aku sedang terburu-buru juga untuk mencari buku.

***

Aku berjalan turun dari lantai dua gedung kampus, lalu menuju kafe di dekat kampusku. Kafe itu terletak tidak terlalu jauh dari kampus, hanya beberapa menit saja sudah sampai. Hari ini, aku ke kafe tanpa ketiga sahabatku karena Azaline sedang ada acara bersama keluarganya, dan Tania sedang mengerjakan tugas kelompok yang kebetulan aku tidak sekelompok dengannya, sedangkan Reva, katanya ia sedang tidak enak badan jadi ingin segera pulang untuk istirahat.

Ketika aku sampai di kafe, tempat makan yang menjadi tempat tongkrongan mahasiswa. Aku memilih duduk di sebelah kiri dekat jendela agar bisa memandangi ke arah luar, karena akhir-akhir ini pikiranku sedang penuh dengan tugas-tugas yang mulai menumpuk, jam tidur yang terbagi dengan tugas, aku butuh sedikit udara segar dulu. Aku memesan jus jeruk dan camilan-camilan.

Di depanku, aku melihat kak Keenan yang berjalan ke arahku. Aku bertanya dalam hati, mengapa kita selalu dipertemukan tanpa disengaja. Benar saja ia menghampiriku.

“Hai, kita ternyata dipertemukan lagi. Boleh aku bergabung denganmu Aileen?” ucapnya.

Aku bingung harus menjawab apa, menolaknya pun tidak enak.

“Eumm iya boleh kak, silahkan.” Jawabku.

Tidak ada percakapan lagi setelah itu, kami saling diam dengan pikiran masing-masing.”

“Boleh aku meminta nomor hp kamu Aileen?” pintanya.

“Eumm iya boleh kak” jawabku.

Setelah itu aku memberikan nomor hpku, lalu pesanan ku datang.

“Kakak nggak pesan makanan?” tanya ku.

“Enggak, tadi aku ke sini karena seperti melihatmu dari luar jendela. Tenyata itu benar kamu, Ailee.” Ucapnya.

“Oh gitu.” Ucapku singkat dan heran mengapa harus menemui aku, tapi tidak aku tanyakan. Karena aku orangnya nggak suka banyak bicara.

Lama aku dan kak Keenan berada di kafe itu dengan mengobrolkan banyak topik, tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul lima sore. Aku kira kak Keenan orangnya cuek dan dingin ternyata dia orangnya asik dan bikin aku sedikit terhibur dan beban tugas yang ada dalam pikiranku sedikit hilang. Ia pun memberitahu aku mengenai mata kuliah-mata kuliah lainnya yang kebetulan kami satu jurusan yaitu jurusan manajemen dan akutansi.

***

Setelah pertemuan di kafe kala itu, Aku dan kak Keenan menjadi semakin akrab dan dekat. Kak Keenan yang dua hari lagi akan wisuda, memintaku untuk datang ke acara wisudanya dan aku pun menyetujuinya. Aku turut bahagia akhirnya kak Keenan bisa lulus dengan tepat waktu.

Aku meminta bantuan pada ketiga sahabatku untuk menemaniku membelikan hadiah untuk kak Keenan. Mereka pun menemaniku ke mall, kami di sana memilih hadiah-hadiah yang cocok untuk kak Keenan.

“Kayaknya kak Keenan suka sama kamu deh Leen.” Ucap Tania tiba-tiba.

“Iya loh, kayaknya emang dia suka sama kamu Aileen. Kamu perhatiin deh udah tiga bulan ini hubungan kalian deket banget, bahkan sampai di acara wisuda nya pun kamu di undang dan aku lihat kamu juga kayaknya nyaman kan sama kak Keenan.” Sambung Azaline.

“Iya Leen, aku juga lihat kamu udah nyaman sama dia, kalian cocok deh udah kayak pasangan aja, atau jangan-jangan kalian udah pacarana kan ya dan nggak ngasih tau kita” ucap Reva seperti mengintrogasiku.

Aku hanya tersenyum, dan memang aku sangat nyaman berada di dekat kak Keenan. Kak Keenan memperlakukanku dengan sangat baik, ia selalu menemaniku dan selalu ada untuk aku. Untuk soal perasaan aku masih bingung apakah aku mempunyai perasaan pada dia atau tidak.

“Ngomong apasih kalian. Aku Cuma berteman deket aja kok nggak lebih.” Ucapku singkat.

“Udah yuk beli ini aja, aku mau langsung pulang karena ada urusan di rumah, makasih juga ya kalian udah nemenin aku.” Ucapku Kembali.

***

Hari ini adalah acara wisuda kak Keenan, aku dan ketiga sahabatku akan datang ke acaranya. Aku mengajak ketiga sahabatku untuk menemaniku, karena aku tidak mau datang sendirian ke sana.

Acara demi acara sudah berlangsung, aku dan kak Keenan juga sudah bertemu. Setelah itu kak Keenan mengajakku ke suatu tempat, ada yang ingin dia bicarakan katanya. Ketiga sahabatku sudah pulang duluan karena tidak ingin menjadi nyamuk di antara kami katanya. Ntahlah aku bingung dengan pikiran mereka yang menyangka bahwa akua da hubungan lebih dari teman dengan kak Keenan.

Kak Keenan membawaku ke sebuah restoran yang sudah dihiasi dengan bunga kesukaanku yaitu bunga mawar. Mungkin ini untuk merayakan kelulusannya, pikirku.

“Kamu suka?” tanya nya padauk.

“Suka kak, bagus.” Jawabku.

“Hari ini kamu cantik sekali Aileen.” Pujinya padaku yang membuat debaran jantungku menjadi kencang tidak beraturan dan tidak baik untuk kesehatan hati.

“Makasih kak.”ucapku sambil tersenyum.

“Aileen.”ucapnya Kembali.

“Iya kak.” Jawabku.

“Aku mau berbicara sesuatu pada kamu.” Ucapnya

“Mau ngomong apa kak, tinggal diomongin aja.” Ucapku.

Kak Keenan menghela nafas terlebih dahulu dan aku bingung dia seperti gugup padahal kami sudah sering mengobrol seperti ini, begitu pun dengan hatiku yang sudah tidak enak apa yang akan dibicarakan oleh dia. Lalu ia pun memberikan sebuah kotak kecil yang aku tidak tahu apa isi dan maksudnya.

“Aku mencintai kamu Aileen.” Ucapnya sambil membuka kotak kecil itu yang ternyata adalah sebuah cincin.

Aku terkejut dengan yang diucapkan oleh kak Keenan, aku mencerna setiap kata yang barusan ia ucapkan padaku.”

“Maksudnya kak?” tanyaku memastikan apakah aku salah dengar atau tidak.

“Iya Aileen, aku sayang dan cinta sama kamu, apa kamu mau menjadi kekasih aku?” ucapnya lebih jelas.

Aku nggak nyangka kak Keenan mempunyai perasaaan untukku, yang sebenarnya aku pun memiliki perasaan yang sama padanya. Aku merasa nyaman bersama Kak Keenan.

“Apa benar apa yang kakak ucapkan itu kak? Tanyaku.

“Iya Aeliin, ini benar. Aku mencintai dan menyayangi kamu. Kamu membuat aku jatuh cinta dan kamu selalu ada untuk aku. Sejak kali pertama kita bertemu aku lansung menyukai kamu dan sekarang aku mencintai kamu” Ucapnya meyakinkan aku.

“Terima kasih kak untuk pernyataan kakak yang mencintai aku. Aku pun sama, aku sayang dan cinta sama kakak.” Ucapku terharu  dengan apa yang terjadi sekarang. Aku bingung harus mengkekspresikan dan berbicara apalagi.

“Makasih Aileen, aku cinta sama kamu. Jadi sekarang kita sudah menjadi sepasang kekasih?” Ucapnya Kembali.

Aku hanya menganggukkan kepalaku sambil tersenyum, lalu kak Keenan memasangkan cincin itu di jari manisku.

“Cantik.” Ucapnya.

“ Makasih kak.” Ucapku terharu.

Ini adalah hari yang sangat spesial dan membahagiakan untuk aku. Aku mencintai dia dan dia pun ternyata mempunyai perasaan terhadapku.

***

Hari, minggu, bulan, dan tahun pun telah berlalu aku dan Kak Keenan sudah menjalani hubungan selama satu tahun. Kini kak Keenan selalu disibukkan dengan pekerjaannya di kantor, karena setelah ia lulus ia langsung mendapatkan pekerjaan. Begitu pun aku yang sibuk dengan tugas-tugas kuliah yang semakin banyak. Akhir-akhir ini kami sudah jarang berkabar satu sama lain, aku pun mulai jenuh dengan hubungan ini. Tapi aku mencoba untuk selalu memaklumi kak Keenan. Aku merindukan hubungan kami di awal berpacaran, kak Keenan yang selalu ada, kak Keenan yang selalu menjadi tempat pulangku, dan kak Keenan yang menjadi duniaku.

Hari ini adalah hari jadian kami yang ke satu tahun, aku ingin memberikan kejutan untuknya. Aku akan datang ke tempat ia bekerja. Sebelum itu, seperti biasa aku meminta ditemani oleh ketiga sahabatku untuk berbelanja.

“Gimana hubungan kamu sama kak Keenan Leen?” tanya Tania.

Aku diam bingung harus menjawab apa, karena memang aku dan kak Keenan baik-baik saja hanya tidak baik dalam berkomunikasi.

“Kita baik-baik aja kok” jawabku.

Setelah aku selesai membeli sesuatu untuk Kak Keenan, aku lansung ke kantornya dia. Sedangkan teman-temanku langsung pulang ke rumahnya masing-masing.

Setelah aku sampai di kantornya dan tau dimana ruangan kak Keenan aku langsung menuju ke ruangannya. Setelah aku sampai di sana, aku melihat pemandangan yang sangat tidak mengenakan. Aku melihat kak Keenan sedang makan berdua dengan seorang perempuan lain, mereka terlihat sangat romantis. Aku yang tidak kuat melihat itu langsung pergi dari tempat itu dan kak Keenan pun melihat aku, ia memanggil-manggil aku. Aku sudah tidak peduli, hati aku sudah sangat sakit, niat aku yang ingin membuat kejutan untuknya di hari jadian kami, dan ingin membicarakan komunikasi yang sudah sangat berantakan tapi disuguhi dengan dia yang sedang bersama perempuan lain. Sekarang aku tahu kenapa kak Keenan sudah tidak mau mengabariku lagi, alasannya sudah terjawab. Dia sudah mempunyai kekasih baru selain aku, pikirku.

***

Malam ini, aku menangisi lelaki itu, aku berharap kak Keenan akan langsung mendatangiku tapi ternyata tidak, dia membiarkanku pergi begitu saja dan aku pun memblokir nomornya.

Ketiga sahabatku datang, karena aku memberitahu mereka untuk datang ke rumahku.

“Aileen ada apa? Kenapa kamu nangis seperti ini?” tanya mereka khawatir.

“Kak Keenan jahat, tadi aku lihat dia dengan perempuan lain. Dia punya lagi perempuan selain aku.” Ucapku sambil menangis.

Aku menjelaskan semua yang tadi terjadi pada ketiga sahabatku.

“Apa kamu sudah menanyakan hal ini pada kak Keenan Leen?” tanya Reva.

“Belum, untuk apa? Semua sudah jelas dan aku melihat dengan mata kepala aku sendiri.”

“Aku bukannya membela kak Keenan Leen, tapi takutnya ini salah paham dan nanti kamu yang menyesal Leen.” Ucap Tania.

Aku terdiam dengan perkataan mereka, karena memang ada benarnya apa yang mereka ucapkan dan tadi aku terbawa emosi lalu langsung memblokir nomor kak Keenan.

“Tapi dia membiarkan aku pergi dan sampai sekarang tidak datang ke rumahku untuk menjelaskan jika memang ini kesalahpahaman.” Ucapku kekeuh dengan pendirianku.

***

Pagi datang lagi membangunkanku dengan kicauan burung dan mentarinya. Seminggu berlalu, aku berharap kak Keenan datang untuk menjelaskan semuanya jika memang ini kesalahpahaman. Aku merindukan sosoknya yang bisa membuatku nyaman dan membuatku jatuh cinta sedalam ini. Mungkin aku harus melupakan dan mengikhlaskannya, katanya cinta tidak harus memiliki bukan?

Tok…tok…tok

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku, aku berjalan ke arah pintu untuk membukakannya. Setelah pintu terbuka, aku sangat terkejut bahwa yang datang adalah kak Keenan tapi dia bersama dengan perempuan yang aku lihat waktu itu. Tanpa berkata apapun, aku ingin segera menutup kembali pintu itu, tetapi kak Keenan menahannya.

“Izinkan aku membicarakan semuanya pada kamu.” Ucapnya.

Setelah lama berpikir, aku pun mengizinkan mereka untuk ke dalam.

“Aileen, aku mohon dengarkan penjelasan aku terlebih dahulu, aku tidak ingin kita berpisah, aku sungguh mencintai kamu dan nggak mau kehilangan kamu.” Ucap kak Keenan.

Aku hanya diam, ntah harus bagaimana. Karena aku pun sama nggak mau kehilangan kak Keenan.

“Aileen, sebelumnya perkenalkan aku Adriana. Aku perempuan yang waktu itu kamu lihat di kantor sedang bersama Keenan, kami hanya berteman tidak ada hubungan apa-apa Aileen. Apa yang kamu lihat itu kesalahpahaman. Keenan hanya mencintai kamu. Jujur aku juga mencintai Keenan, tapi ternyata Keenan hanya mencintai kamu dan aku tidak bisa memaksakan itu, aku ikhlas. Setelah kamu pergi dari ruangan waktu itu Keenan mencoba untuk menghubungi kamu tapi tidak ada balasan dari kamu, lalu ketika Keenan akan menyusul kamu, tiba-tiba ada pekerjaan yang tidak bisa kami tinggalkan dan kami harus pergi ke luar kota dan pagi tadi kami baru kembali ke sini. Lalu Keenan langsung ingin menemui kamu untuk menjelaskan kesalahpahaman ini.” Ucap perempuan yang bernama Adriana itu menjelaskan.

Setelah mendengar tuturan dari Adriana, aku sangat merasa bersalah pada kak Keenan dan Adriana. Aku sangat egois dan menyesal karena langsung pergi begitu saja tanpa tau penjelasan dari mereka. Aku pun meminta maaf pada Adriana dan berterima kasih untuknya karena ketulusan hatinya yang ternyata tidak seburuk yang aku pikirkan.

Setelah itu aku langsung berhambur memeluk kak Keenan dan mengucapkan beribu maaf atas kesalahpahaman ini.

“Aku minta maaf…maaf…maaf, karena aku langsung begitu saja pergi tanpa bertanya dulu pada kakak.” Ucapku pada kak Keenan.

“Nggak perlu minta maaf, aku yang seharusnya minta maaf ke kamu. Aku udah membiarkan kamu sendiri, aku sibuk dengan pekerjaan aku, aku jarang mengabari kamu lagi, maafkan aku.”

Aku semakin menangis mendengar penuturan dari kak Keenan, kami saling meminta maaf dan berpelukan untuk melepaskan rindu.

“Aku merindukan kamu.” Kataku padanya.

“Aku sangat-sangat merindukan kamu Aileen.” Ucap kak Keenan.

*** SELESAI ***





Annisa Al Dhira Jahra

Annisa Al Dhira Jahra adalah anggota komunitas Literasiliwangi yang bergabung sejak Apr 2025



0 Komentar





Cerita Lainnya